Kamis, 21 Maret 2019

Humas IAIN Parepare. Pascasarjana IAIN Parepare,pada hari jumat, 15 Maret 2019 mengadakan rapat perdana Panitia PMB tentang sosialisasi penerimaan mahasiswa baru, dilaksanakan di gedung pascasarjana lantai dua. Hadir direktur pascasarjana, wakil direktur pascasarjana, Kaprodi, Kasubbag dan staff administrasi pascasarjana IAIN Parepare.

Dalam rapat tersebut, direktur pascasarjana, Dr. H.Mahsyar, M.Ag. menyampaikan,” orang tua kita dulu berbeda dengan anak- anak sekarang, dulu kalau mau bersilaturahmi dengan keluarganya didaerah, yang dia pikirkan apa yang akan saya bawakan berbeda dengan sekarang, jadi menurut saya jika kita upayakan nanti ketika kita berkunjung ke daerah, kita pikirkan apa yang akan kita bawa?”. jadi dari apa yang bisa kita bawa ke daerah itu selain memasang spanduk, bisa juga membawa minimal tas-tas yang isinya kalender dengan brosur. Tambahnya lagi.
Pembahasan dalam rapat tersebut Selain sosialisasi dengan membawa brosur dan kalender, perlu juga menemukan sasaran yang tepat, seperti ke kantor KUA, kantor pengadilan, kantor kemenag daerah dan kantor lainnya. Sosialisasi juga dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan, seperti menjadi narasumber pada kegiatan instansi lain dan sosialisasi melalui media sosial juga lebih efektif bila ditambahkan dengan membuat video pendek.
Untuk ujian masuk pada penerimaan mahasiswa baru akan menggunakan sistem CAT seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun materi ujiannya itu terdiri dari soal Tes Potensi Akademik (TPA), bahasa inggris dan bahasa Arab. Dalam rapat ini juga direktur pascasarjana menambahkan “ tahun lalu itu ada 6 kelas dan tahun ini kita targetkan menerima 9 kelas”. (humas)

Rektor IAIN Parepare Dampingi Wali Kota Video Conference dengan Mendag RI

Humas IAIN Parepare--- Dalam rangka Peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkornas) 2019, Pemerintah Kota Parepare menggelar video conference dengan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, Rabu, 20/3/2019 di halaman Kantor Dinas Perdagangan Kota Parepare.


Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Ahmad Sultra Rustan diundang langsung untuk mendampingi Wali Kota Parepare, H. M. Taufan Pawe dalam kegiatan video conference tersebut bersama dengan Forum Pemerintah Daerah, Ketua DPRD Kota Parepare, H. Kaharuddin Kadir, Sekda Kota Parepare, H. Iwan Asaad, Plt. Kadis Perdagangan, Muh. Husni Syam dan sejumlah kepala SKPD, Camat dan Lurah serta sejumlah undangan. Wakil Rektor IAIN Parepare, Muhammad Saleh nampak hadir menyertai Rektor dalam kegiatan tersebut.

Dalam video conference Wali Kota dengan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, Wali Kota menitip pesan kepada Presiden RI, Joko Widodo agar berkenan meluangkan waktu untuk datang ke Parepare meresmikan Pasar Induk Beras yang disebutnya sebagai Pasar Induk Beras terbesar di Indonesia bagian timur. Enggartiasto Lukita menyambut baik pesan Wali Kota dan bersedia meneruskan pesan tersebut kepada Presiden RI, Joko Widodo. "Terima kasih, nanti kita sampaikan pesannya kepada bapak Presiden" janji Mendag sebelum menutup video conference. Wali Kota Parepare menyampaikan ucapan terima kasih atas penunjukan kota Parepare sebagai pelaksana video conference dalam rangka memperingati Hari Konsumen Nasional. "Ini suatu pertanda kota Parepare diperhitungkan oleh pemerintah pusat" ujar Wali Kota.

 

Dalam peringatan Hari Konsumen Nasional ini, Pemerintah Kota Parepare merangkainya dengan peresmian unit metrologi legal kabupaten/kota yang sumbangkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kota Parepare.
Dalam persemian ini, Kepala Balai Legal IV Kementerian Perdangangan RI, Mathius Hendropriono, mengatakan keberadaan tera ulang legal di kota Parepare, maka tidak perlu lagi datang ke Surabaya dan bahkan Parepare bisa menjadi pusat tera ulang di Sulawesi Selatan. Pada kesempatan itu pula, Wali Kota menyerahkan beberapa bantuan alat metrologi kepada pelaku-pelaku bisnis pasar atau pedagang di kota Parepare.



Usai pelaksanaan peringatan Hari Konsumen Nasional, Wali Kota Parepare, H.M. Taufan Pawe mengajak Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan untuk makan coto di salah satu warung coto di Parepare. Kedua tokoh ini kelihatannya sangat akrab dengan duduk berdampingan menikmati suguhan cotonya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerjasama IAIN Parepare, Muhammad Saleh yang turut hadir mendampingi Rektor dalam kegiatan tersebut menyatakan, kehadiran Rektor IAIN Parepare dalam kegiatan ini merupakan bukti dan wujud sinergisitas dan kerjasama yang erat antara pemerintah kota Parepare dengan perguruan tinggi, khususnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. "Pemerintah kota dan IAIN Parepare adalah dua mitra yang saling menguatkan dalam rangka membangun kota Parepare. IAIN sebagai lembaga pendidikan akan memback - up pembangunan kota Parepare khususnya dalam mewujudkan Parepare sebagai kota pendidikan." kata Muhammad Saleh.

Khususnya dalam bidang perdagangan, lanjutnya, IAIN Parepare sudah bisa berkontrubusi secara langsung, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun riset dan praktek perdagangan karena kita telah membuka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Melalui Fakultas ini, kita akan memberikan sumbangan secara akademik dalam mendukung pengembangan potensi perdagangan di kota ini" tuturnya memberikan keterangan. (s.s).

Rektor IAIN Parepare Puji Video Conference Mendag RI dengan Walikota Parepare

IAIN Parepare – Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare, Ahmad Sultra Rustan memuji kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Parepare, yaitu pelaksanaan Video Conference Presiden dengan Walikota Parepare dalam rangka Hari Konsumen Nasional (Harkonas) di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Rabu (20/03).



"Parepare sangat luar biasa, sebab hanya lima kabupaten kota di Indonesia yang mendapat akses untuk melakukan video conference. Walikota Parepare memang sangat luar biasa dengan program-programnya yang di nilai sangat baik oleh pemerintah pusat sehingga bisa mendapat kesempatan ini," puji Rektor.

Lebih lanjut, ia juga memuji pelaksanaan kegiatan dari segi materi dan pemanfaatan teknologi, “Dari segi materi acara sangat baik, yaitu tentang objektivitas dan kejujuran dalam ukuran takaran sehingga tidak merugikan konsumen. Sementara dari segi teknologi, ini sangat memotivasi karena memanfaatkan teknologi video conference, meskipun dengan jarak jauh tapi sangat komunikatif,” pungkasnya dengan memberikan jempol.

Pelaksanaan Hari Konsumen Nasional tersebut dipusatkan di Kota Bandung. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mewakili Presiden melakukan  video conference dengan lima kepala daerah terpilih, salah satunya dengan Walikota Parepare, Taufan Pawe. Pelaksanaan kegiatan yang dipusatkan di Disperindag tersebut, dihadiri oleh unsur Pimpinan dari Forum Komunikasi Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pimpinan Perguruan Tinggi. Terlihat, Rektor IAIN Parepare berdampingan dengan Walikota pada acara tersebut.

Rabu, 20 Maret 2019

Tergabung dalam Munas FL2MI, SEMA IAIN Parepare Ikut Serukan Anti Golput

Hamas IAIN Parepare--- Senat Mahasiswa se- Indonesia yang tergabung dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) berkumpul bersama dalam kegiatan Musyawarah Nasional ke-XI FL2MI yang berlangsung pada tanggal 18-23 Maret 2019 di Graha Instiper Yogyakarta.


Kurang lebih 400 mahasiswa dari 200 perguruan tinggi di Indonesia ini sedang mengikuti berbagai rangkaian agenda kegiatan Munas yang disiapkan panitia pelaksana. Ketua Senat Mahasiswa IAIN Parepare, Musriadi melaporkan dari lokasi Munas menyampaikan, kegiatan Munas ini dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Prof. H. Mohammad Nasir, PhD.

Menurut Musriadi, Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) merupakan wadah pemersatu lembaga legislatif mahasiswa seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan lembaga legislatif mahasiswa di Indonesia.

"Forum yang berasaskan Pancasila ini bertujuan supaya terbina rasa kekeluargaan antara lembaga legislatif mahasiswa yang akademis dan mampu berkarya, berketuhanan, bertanggungjawab, atas terwujudnya masyarakat adil makmur" papar Musriadi via telpon selulernya.



Pada hari ke-2, lanjut Musriadi, kami bersama-sama dengan Senat Mahasiswa se- Indonesia bersepakat menyerukan Anti Golput pada Pemilu serentak (Pilpres dan Pileg) yang akan dihelat pada tanggal 17 bulan depan. Pemilu adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menyumbangkan kontribusinya bagi negara. Tiap suara yang diberikan akan mempengaruhi perkembangan Indonesia di masa datang. "Oleh karenanya, Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu merangkul masyarakat dan membuka pikirannya agar mereka tidak golput pada pemilu yang akan datang" tutur Musriadi menirukan pesan yang disampaikan Koordinator Wilayah FL2MI Yogyakarta, Muh. Agus Setiawan.

"Meski pun demikian, peserta Munas FL2MI ini juga meminta para elit politik tidak membuat masyarakat kebingungan dan gaduh, khususnya dikalangan pemilih pemula. Para elit politik semestinya harus menjadi tauladan yang baik dalam proses demokratisasi yang sedang kita bangun. Jangan justru sebaliknya, para elit politik menjadi biang kerok dan biang ribut dalam politik dan demokrasi. Tugas dan tanggungjawab Politisi harus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," tegas Ketua SEMA ini.

Mengenai penyelenggaraan Munas, Musriadi menyampaikan ada beberapa acara yang telah diagendakan panitia, yaitu Seminar Nasional, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Training Legislatif, Diskusi Publik, Talkshow, Sidang Pleno 1,2,3 dan 4, Sidang paripurna, Sosialisasi anti golput dan anti radikalisasi, Pesta Kebudayaan dan Field trip. "Sidang pleno merupakan agenda inti Musyawarah Nasional FL2MI, dimana pada Sidang pleno 4 menjadi forum pembahasan LPJ Pengurus Pusat FL2MI, sementara Sidang pleno 5 akan mengagendakan pemilihan Koordinator Pusat FL2MI 2018-2019 dan Sidang pleno 6 akan menentukan tuan rumah Mukernas ke-XII FL2M.

Ditanya mengenai targetnya pada Munas FL2MI, Musriadi meminta doa dan dukungan agar Senat Mahasiswa IAIN Parepare menjadi tuan rumah pada perhelatan Mukernas FL2MI yang akan datang. (s.s)

Prodi TIPS Memprogramkan Intensifikasi Kajian KeIslaman

Humas IAIN Parepare--- Pasca transformasi STAIN menjadi IAIN Parepare, berbagai program terobosan terus digalakkan dan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja dalam lingkup IAIN Parepare. Salah satunya, program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, yang disingkat TIPS. Selasa malam, 19/3/2019 Program studi pada Fakultas Tarbiyah ini mengelar program intensifikasi kajian Keislaman di Mushallah Kampus.



Ketua Program Studi TIPS, Ahdar Jamaluddin menyampaikan, Kajian Keislaman ini merupakan kegiatan rutin yang akan dilaksanakan setiap 2 kali dalam sebulan. Sebagai program kerja Prodi TIPS yang diperuntukkan bagi mahasiswa, maka kegiatan ini bersifat wajib diikuiti oleh seluruh mahasiswa IPS yang ada pada setiap tingkatan.
"Program intensifikasi kajian Keislaman ini, sengaja diprogramkan secara intensif sebagai upaya pendalaman pengetahuan Keislaman kepada para mahasiswa TIPS" ujar Ahdar.

Dalam pandangannya, mahasiswa perlu diberikan kajian Keislaman diluar perkuliahan karena latar belakang dan kedalaman pengetahuan agama Islam yang dimiliki mahasiswa berbeda dan pada umumnya, masih banyak yang memiliki pengetahuan agama di bawah rata-rata. "Mahasiswa kita, bukan hanya datang dari pesantren atau madrasah tetapi banyak juga yang lulusan SMU dan SMK, yang tentu saja pemahaman keagamaannya masih sangat rendah. Mata kuliah agama yang diberikan pada perkuliahan memerlukan follow up diluar perkuliahan agar mahasiswa, khususnya yang dari sekolah umum mampu memahami ajaran-ajaran Islam secara komprehensif.



Upaya program intensifikasi kajian Keislaman ini, juga diyakini mampu mengkanalisasi mahasiswa dari pemikiran-pemikiran ekstrim, baik ekstrim kanan atau pun kiri. "Kampus kita ini sedang digempur dari pemahaman-pemahaman radikal, baik radikal kiri atau pun radikal kanan. Kajian mereka sangat berkembang di kalangan mahasiswa. Kalau kajian mereka tidak diimbangi dengan kajian-kajian Keislaman yang intensif seperti yang digagas Ketua Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial ini, maka saya khawatir mahasiswa kita memilih alternatif kajian yang ekstrim" ujar Herman, salah seorang civitas kampus yang berada di Mushallah ketika dimintai tanggapannya terkait kajian ini.

Pada kajian perdana ini, Ketua Prodi TIPS menghadirkan Pakar Pendidikan Islam, Dr. Abd. Khalik, M.Pd.I, yang juga Sekretaris Umum Dewan Pendidikan Kota Parepre. Dalam kajiannya, Abd. Khalik memetakan sejarah perkembangan Islam, mulai ketika kemunculan dan berkembangannya di Mekkah dan Madinah, sampai masuknya Islam di nusantara. Sejarah Islam ini, kemudian ditinjau dalam perspektif sosial antropolgi. Menurutnya karakteristik umat Islam sangat dipengaruhi oleh kondisi demografi dimana Islam tumbuh dan berkembangan. "Awal kemunculan Islam itu berada di kota Jazirah Arab, yaitu kota Mekkah dan kota Madinah. Kedua kota ini merupakan kota yang sangat maju pada masanya dan menjadi pusat peradaban. Pada mulanya, Islam ditolak oleh para kaum bangsawan yang berkuasa, tetapi pada akhir Islam diterima dan berkembang dengan sangat pesat di kedua kota besar ini, hanya dalam kurun waktu sekitar 23 tahun" urai Abd. Khalik.



 

Abd. Khalik memaparkan, perkembangan Islam di kota-kota memberikan pengaruh tersendiri bagi tipologi dan karakteristik umat Islam. Tantangan kehidupan kota menjadikan Umat Islam menjadi umat yang kuat, progresif dan penuh daya juang yang tinggi. Kita sebagai mahasiswa Islam, harus bisa mengadopsi karakteristik umat Islam ini, khususnya dalam menjalani proses perkuliahan. Jangan menjadi mahasiswa yang malas, apatis dan bermental kerupuk.

Kajian Khaliq ini relevan dengan hasil riset dan pemikiran Clifford Greerts yang mengkaji sosial antropologi Islam di Jawa melalui risetnya yang berjudul "The Religion of Java" dan diterjamahkan dalam bentuk buku berjudul "Abangan, Santri, Priyai dalam masyarakat Jawa. Kajian yang diikuti puluhan mahasiswa Prodi TIPS ini berakhir larut malam, karena peserta cukup antusias dan bersemangat. (s.s)

Selasa, 19 Maret 2019

Bertindak Sebagai Pembina Upacara, Wakil Rektor 1 Himbau CPNS Miliki Baju KORPRI

Humas IAIN Parepare. Pelaksanaan Upacara Kerja tanggal 17 yang dilaksanakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang rutin tiap bulan dilaksanakan, kali ini terasa istimewa. Keistimewaannya karena upacara yang digelar, Senin,18/3/2019 di pelataran Gedung FUAD ini, para CPNS baru yang telah bergabung dengan keluarga besar IAIN Parepare untuk kali pertama mengikuti upacara bulanan ini.


"Saya mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dalam keluarga besar IAIN Parepare kepada seluruh CPNS baru. Upacara ini merupakan upacara hari KORPRI yang wajib diikuti oleh setiap ASN dalam lingkup IAIN Parepare. Jadi ke depannya, CPNS baru ini sudah memiliki dan memakai baju KORPRI untuk mengikuti upacara bulan berikutnya," kata Wakil Rektor 1, St. Jamilah Amin yang bertindak sebagai pembina upacara.


Dalam amanahnya, St. Jamilah Amin meminta kepada seluruh elemen kampus, khususnya pimpinan fakultas dan ketua-ketua program studi agar bekerja keras dalam menyiapkan kelengkapan yang menjadi persyaratan akreditasi. "Rektor sudah mencanangkan, tahun 2019/2020 sebagai tahun akreditasi. Kita semua harus memback up arah kebijakan tersebut dengan bekerja," kata Warek 1. Di depan peserta upacara, St. Jamilah Amin menyampaikan hal-hal teknis yang harus disiapkan dan dikerjakan para Dekan, Wakil Dekan, dan Ketua-ketua Program Studi dalam proses akreditasi kampus. Beliau menginstruksikan dan me-warning beberapa program studi yang akan mengikuti proses akreditasi agar serius dalam menghadapi akreditasi tersebut.


Kali ini, Bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama mendapat giliran menjadi petugas atau pelaksana upacara dibantu Pengurus Dewan Mahasiswa (Dema) sebagai pemimpin dan pengibar bendera. Sementara Nining Artianasari bertindak sebaga pembawa acara, Besse Paradiba sebagai pembaca UUD 1945, Khalijah Arsyad sebagai pembaca Sapta Prasetya Korps Pegawai RI, Nuraeni dan pembaca Kode Etik Pegawai Negeri.


Upacara yang dimulai pukul 07.00 wita ini, berlangsung kurang lebih 45 menit. Peserta upacara membubarkan diri sekaligus dimanfaatkan untuk saling sapa, silaturrahmi dan bercengkrama satu sama lain. "Di sinilah tempatnya kita bisa saling bertemu. Waktu-waktu lain kita semua pada sibuk dengan pekerjaan masing-masing", ujar salah satu peserta. Sebelum meninggalkan lapangan upacara, peserta menikmati bubur kacang ijo yang disediakan pelaksana upacara dari Bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama. (s.s).

Senin, 18 Maret 2019

Pembekalan KPM 2 IAIN Parepare 2019, Utamakan Kegiatan Keagamaan

Humas IAIN Parepare--- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare menggelar pembekalan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) II di ruang pertemuan LP2M pada hari Senin, 18 Maret 2018.



Kepala pusat LP2M dalam laporannya menyampaikan bahwa ada 27 orang mahasiswa yang mendaftar KPM II namun pada saat kami sosialisasi mereka mengundurkan diri satu persatu- satu dan hanya 9 orang yang akhirnya mengikuti pembekalan. Masing-masing 5 orang dari fakultas tarbiyah, 4 orang dari fakultas syariah. Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama 45 hari sejak tanggal 21 maret 2019 sampai 30 April 2019 di Desa Lotang salo Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang.

Guna menunjang kegiatan KPM ini, LP2M menyelenggarakan pembekalan selama dua hari dengan menghadirkan 7 orang pemateri yang akan membawakan materi terkait mengenai pengabdian masyarakat. pada hari pertama peserta mendapat arahan langsung dari rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. beliau berpesan bahwa kegiatan KPM ini bedanya dengan perkuliahan biasa karena kita ditempatkan dan berhadapan langsung dengan dimasyarakat, maka dari itu masyarakat dengan segala kondisinya dan orang-orang yang ada dimasyarakat tersebut menjadi sumber pengetahuan bagi kita. Dimana Kegiatan KPM ini semata-mata merupakan pengabdian kita kepada masyarakat. Sehingga kita wajib menjaga nama baik kampus IAIN Parepare.

Selain itu, dr.ahmad sultra rustan m.si juga menambahkan bahwa aktifitas kegiatan yang utama adalah kegiatan yang bersifat keagamaan disamping kegiatan kemasyarakatan sosial lainnya, serta ketika peserta KPM bersosialisasi dengan masyarakat setempat harus bersikap moderat, hindari sikap-sikap radikal. Sesuai dengan misi dari kampus kita “akulturasi Islam dan budaya” sehingga kita harus menghargai kearifan lokal yang ada ditengah masyarakat.

Beliau juga berharap bahwa kita harus bisa menjaga hubungan dengan orang lain. Ketika kita mengeluarkan kalimat usahakan kalimat yang membangun hubungan bukan kalimat yang mendatangkan kebencian.

Penulis : Nuraeni

Kehadiran Prof. Dr. Arfin Hamid Tepis Isu Penolakan Guru Besar UNHAS di IAIN Parepare



Humas IAIN Parepare--- Guru besar Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, Prof. Dr. Arfin Hamid, SH., MH., hadir di kampus IAIN Parepare untuk membawakan kuliah umum pada acara pembukaan kuliah semester genap Pascasarjana IAIN Parepare, Senin, 18/3/2019. Kehadiran pakar Hukum Ekonomi Islam ini sekaligus menepis isu berita penolakan IAIN Parepare terhadap guru besar UNHAS yang sempat viral melalui media sosial beberapa waktu lalu.



"Kehadiran bapak Prof. Arfin Hamid di tengah-tengah kita menjadi bukti bahwa IAIN Parepare tidak pernah menolak siapa pun yang datang ke kampus kita ini, apa lagi kalau yang datang adalah guru besar, kita pasti senang dan akan menyambutnya dengan suka cita" papar Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan mengawali sambutannya pada acara pembukaan kuliah tersebut.

 

Pernyataan ini dikeluarkan Rektor terkait dengan berita miring yang pernah dilansir media online sebelumnya tentang isu penolakan pihak IAIN Parepare atas kedatangan salah satu guru besar UNHAS di kampus ini.



Rektor sengaja menyampaikan isu penolakan tersebut di depan guru besar UNHAS ini karena merasa bertanggungjawab untuk meluruskan pemberitaan yang berpotensi merusak hubungan baik antara IAIN Parepare dengan perguruan tinggi lainnya. "Kami tidak ingin kerjasama dan hubungan baik IAIN Parepare - UNHAS Makassar yang selama ini sudah terbangun dengan baik harus tercederai hanya karena berita yang menyesatkan itu. Berita itu tidak benar dan kami tidak tahu menahu perihal kedatangan guru besar itu" jelas Rektor mengklarifikasi.



Rektor memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia dan Direktur Program Pascasarjana karena menghadirkan Prof. Arfin Hamid sebagai narasumber pada kuliah umum ini. Menurut Rektor, beliau itu merupakan orang yang cocok dan tepat membawakan materi dalam kuliah umum ini karena tema yang diusung relevan dengan kepakaran beliau sebagai guru besar bidang Hukum Ekonomi Islam. Tema kuliah umum yang dimaksud, yaitu "Prospek Produk Halal dan Jasa Keuangan Syariah di Era 4.0".

Rektor menyebutkan tema yang diangkat ini sangat menarik karena merupakan masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus ekstra hati-hati dalam menggunakan dan mengkonsumsi produk atau pun makanan halal karena sudah banyak sekali produk atau makanan yang tersedia tidak cocok bagi kita sebagai seorang muslim. Di era modern ini, kita seringkali tidak tahu dan terkecoh dengan produk atau pun makanan yang sedang diperdagangkan atau pun yang disediakan pada fasilitas umum.
"Kami punya pengalaman menarik  terkait masalah ini, yaitu ketika menghadiri kegiatan bersama dengan Rektor PTKIN seluruh Indonesia di salah satu Hotel di Jakarta. Kala itu, sedang perjamuan makan siang. Kami pun segera mengambil menu makanan yang disiapkan pihak hotel dan siap untuk bersantap. Tetapi sebelum makanan itu kami makan, salah seorang Rektor mengingatkan bahwa makanan itu tidak halal di konsumsi oleh orang muslim, setelah membaca keterangan menu yang tertulis samar pada bagian tempat makanan tersebut" tutur Rektor menceritakan pengalamannya.

Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana, Masyhar dalam laporannya menyampaikan pekembangan dan kondisi akademik Pascasarjana pada tahun akademik 2018/2019. Menurutnya, mahasiswa Program Pascasarjana yang siap melanjutkan proses perkuliahan pada semester genap ini berjumlah 106 orang, sementara sebanyak 96 orang lainnya sedang dalam tahap penyelesaian akhir. Pada wisuda angkatan pertama pada Februari bulan lalu, sebanyak 26 orang dari mahasiswa Pascasarjana yang mengikuti wisuda tersebut.

Untuk diketahui, Program Pascasarjana Parepare membuka program Magister dengan 6 Program studi, yaitu:
1. Prodi Pendidikan Agama Islam berbasis IT
2. Prodi Ekonomi Syariah
3. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
4. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
5. Prodi Pendidikan Bahasa Arab
6. Prodi Hukum Keluarga Islam (s.s)

Jumat, 15 Maret 2019

Pusat Studi Gender dan Anak Gandeng Dharma Wanita Gelar Kajian Ilmiah



 

Humas IAIN Parepare--- Meski terbilang baru, Pusat Studi Gender dan Anak yang menjadi salah satu pusat studi pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare langsung menjalankan program-program strategisnya.

Bertempat di Gedung Akademik Lantai 1, Jumat,14/3/2019, lembaga yang baru terbentuk pada bulan Februari tahun ini menggelar kajian ilmiah seputar pendidikan literasi media sosial (perempuan, hoax dan politik).

Kepala Pusat Studi Gender dan Anak, Hasnani menjelaskan, program kajian ini merupakan kegiatan yang akan rutin dilaksanakan tiap bulan. Kajian ilmiah merupakan tradisi akademik yang harus tumbuh kembang dalam lingkungan kampus. "Sebagai lembaga studi, maka kami akan mendorong program kajian ini sebagai kegiatan strategis dan prioritas agar menjadi cerminan dalam membangun suasana dan iklim akademik-ilmiah di kampus," katanya ketika ditemui sebelum acara kajian dimulai.

"Kedepannya, Pusat Studi Gender dan Anak akan menggalang kelompok-kelompok dan organisasi perempuan yang ada sebagai mitra kerjasama dalam menggelar berbagai kegiatan, khusus kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak,"paparnya.

Pada kajian perdana ini, Pusat Studi Gender dan Anak menggandeng Dharma Wanita IAIN Parepare sebagai mitra dalam menggelar kegiatan. Sitti Muliyani sebagai Ketua Dharma Wanita IAIN Parepare menyambut baik atas terlaksananya kegiatan bersama ini. "Kegiatan Dharma Wanita yang selama ini hanya bersifat silaturrahmi, tetapi dengan adanya kerjasama dengan Pusat Studi Gender dan Anak maka ada kegiatan kajian. Kita mengucapkan syukur dan terima kasih atas kerjasama ini" ujar saat memberikan arahan.

Sementara itu, Nur Nahdiyah yang menjadi narasumber dalam kajian tersebut menguraikan tentang perkembangan teknologi komunikasi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kepada kaum perempuan atau kalangan ibu-ibu. "Kita sekarang berada pada era modern, semuanya serbah canggih, khususnya alat komunikasi. Melalui alat komunikasi berupa smart phone, ibu-ibu sudah bisa telponan dengan siapa saja sambil masak di dapur atau bahkan dari dalam kamar mandi. Dulu, kita berbicara melalui telpon hanya mendengar suaranya saja, tetapi sekarang kita sudah bisa telponan dengan melihat langsung orang yang kita ajak bicara melalui fitur yang tersedia di smart phone," papar mantan Ketua KPUD Parepare ini.

"Tetapi kecanggihan smart phone ini, bukan tanpa masalah. Karena rupanya, melalui teknologi komunikasi ini, justru gosip, fitnah, caci maki, ujaran kebencian dan hoax semakin merajalelah khususnya dikalangan ibu-ibu" kata Nahdiyah mengingatkan. "Apa lagi, tahun ini adalah tahun politik. Banyak orang yang menyalahgunakan smart phone, menggunakannya untuk menyebar fitnah dan menjatuhkan lawan-lawan politiknya. Media sosial kita hari ini, tengah dibanjiri berita-berita bohong atau hoax dan sasarannya adalah perempuan" tambahnya.

"Oleh karenanya, kita musti hati-hati membaca setiap berita yang bersumber dari media sosial. Jangan langsung percaya, apa lagi menyebarkannya. Kita harus menganalisa kebenaran, sumber dan dampak yang timbulkan suatu berita, sebelum menyebarkannya kepada orang lain" paparnya memberi tips kepada ibu-ibu yang mengukuti kajian. "Jangan gampang menyebar berita. Sekarang ada Undang-undang nomor 11 tahun 2008 yang mengatur tentang Informasi dan transaksi elektronik. Jika kita menyebar hoax atau kebohongan, fitnah, ujaran kebencian, dan lain sebagainya, maka kita akan dijerat dengan UU ITE tersebut, kita bisa di pidana dengan hukuman penjara" ulasnya.

Kajian yang diikuti sekitar 50 an orang peserta ini berakhir sekitar pukul 16.30 wita dan ditutup dengan acara pengundian pemenang arisan Dharma Wanita IAIN Parepare yang dilaksanakan setiap bulannya. (s.s)

Selasa, 12 Maret 2019

Pekan Literasi, Kolaborasi FEBI IAIN Parepare dengan Dialektika Bookshop

IAIN Parepare--- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare bekerja sama dengan toko buku Dialektika bookshop, menggelar pekan literasi di pelataran gedung S.

Acara dengan  tema “bangun literasi di era milenial untuk mencerdaskan bangsa” ini, berlangsung selama lima hari yakni mulai 11 sampai 15 Maret 2019 dan dibuka langsung oleh Dekan Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)



Adapun rangkaian kegiatan dalam acara ini antara lain, book fair, bedah buku, bedah film dan diskusi publik, serta melibatkan organisasi-organisasi terkait. Buku yang dijual dari berbagai penerbit mulai dari mojok, Prenada dan lain sebagainya.

Ardiansyah selaku ketua panitia mengatakan bahwa dengan adanya pekan literasi yang dilaksanakan, secara tidak langsung akan memudahkan teman-teman mahasiswa mendapatkan buku tanpa jauh-jauh lagi keluar kota mencarinya  apalagi buku yang disediakan lumayan banyak dan cocok bagi kalangan mahasiswa. Jadi pada dasarnya membaca adalah suatu keharusan yang patut disadari mulai sekarang.

“Semoga semangat literasi mampu menjadikan hidup kita selangkah lebih maju dan membuka cakrawala berpikir dalam mengarungi dunia kampus”, harapnya.



Dalam sambutannya, Dekan FEBI Dr. Kamal Zubai,M.Ag  mengatakan banyak hal yang bisa didapatakan dalam pekan literasi ini, salah satunya membantu mahasiswa mendapatkan referensi.

“Kalau anda berpikir investasi maka mulailah minimal 1 buku 1 bulan”, ucapnya. Acara ini juga membuka wawasan terkait persoalan-persoalan yang dihadapi melalui sumber bacaan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam kedepannya akan melakukan FEBI expo yang didalamnya ada pameran buku, hasil karya mahasiswa dan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas prestasinya melalui penelitian. “Selamat menikmati sajian dari Pekan Literasi ini”, tambahnya.

Sumber: Panitia Pelaksana

Senin, 11 Maret 2019

Mahasiswa IAIN Parepare Memiliki Standarisasi Etik

Humas IAIN Parepare--Menanggapi isu yang lagi gembar-gembor di media sosial terkait pelarangan pakaian gamis di kampus, Kasubag Humas Suherman Syach memberikan penjelasan panjang lebar ketika ditemui awak media di ruang kerjanya, Senin, 11/3/2/2019.



"Masyarakat harus paham, IAIN Parepare ini merupakan lembaga pendidikan formal yang bernaung di bawah Kementerian Agama RI. Tentu saja, kita memiliki standar dan aturan normatif yang mengatur seluruh civitas akademik, baik pimpinan, dosen, pegawai, termasuk mahasiswa" paparnya dengan serius.



Salah satu standar dan peraturan yang terkait dengan personal para civitas akademika, tertuang dalam peraturan yang disebut Kode Etik Dosen, Pegawai dan Mahasiswa IAIN Parepare. Kode etik mahasiswa merupakan rambu-rambu yang seyogyanya menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitasnya selama kuliah di IAIN Parepare. Kode etik adalah sebuah instrumen untuk melatih dan membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang berkarakter berdasarkan tuntutan agama Islam, agar menjadi insan "Malebbi Warekkadana, Makkiade Ampena" yang menjadi motto kampus ini.

Dalam kode etik ini, lanjut Suherman, ada seperangkat norma yang harus ditaati dan dijauhi oleh mahasiswa yang sifatnya mengikat. Norma-norma yang harus dijalani mahasiswa, antara lain etika mahasiswa terhadap institut, etika mahasiswa terhadap dosen, etika mahasiswa terhadap mahasiswa, etika mahasiswa dengan pegawai, etika dalam perkuliahan, etika terhadap masyarakat, etika dalam berpakaian, etika dalam berpendapat diluar perkuliahan, sampai kepada etika dalam bermedia sosial.



"Jadi, semua gerak-gerik mahasiswa itu memiliki standarisasi etik. Mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut kita atur" tegas Kasubag Humas ini.

Dalam etika berpakaian, standarisasi yang disepakati untuk mahasiswa yaitu:
1. Mahasiswa harus berpakaian bersih, rapi, dan sopan yang mencerminkan sikap muslim terpelajar;
2. Bagi perempuan menggunakan rok, jilbab dan tidak menutup wajah;
3. Bagi pria menggunakan celana panjang sampai mata kaki, baju berkerah dan sepatu;

"Ketiga poin di atas adalah standar berpakaian bagi mahasiswa IAIN Parepare ketika melakukan aktivitas di kampus. Selain itu, tentu saja tidak dibenarkan. Tetapi, hal itu tidak terkait dengan pelarangan atau pun pengharaman penggunaan pakaian gamis, cadar atau semacamnya. Diluar kampus silahkan saja, tidak ada masalah"paparnya.

Tetapi dalam kampus, tentu saja kita punya standar aturan yang harus dipatuhi. IAIN adalah lembaga pendidikan yang punya batasan tertentu. Jika ada mahasiswa yang ingin masuk kuliah, hanya memakai sandal tentu saja akan dilarang mengikuti perkuliahan. Meski pun memakai sandal itu tidak haram, tetap saja dilarangan di kampus, karena kita ada standar/aturan mainnya" kilahnya mencontohkan.

Suherman berharap, masyarakat tidak menarik isu ini ke rana fiqhiyah. Karena cara berpakaian Islami itu, banyak model atau bentuknya. Cara berpakaian yang tertuang dalam kode etik mahasiswa IAIN Parepare pun sudah sesuai syariat Islam, yaitu harus menggunakan rok, jilbab dan tidak membenarkan pakaian yang ketat apalagi seksi. "Dengan pakaian model ini, mahasiswa kita bisa tampil elegal dan praktis" tegas Suherman menjelaskan.

"Saya justru heran, kok masih ada mahasiswa yang belum paham tentang kode etik ini, padahal sudah disosialisasikan diberbagai tempat, termasuk saat mendaftar ulang dan mengikuti Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK). Aturan ini pun, sudah lama berjalan, kenapa baru ada mahasiswa yang pertanyakan" jawab Suherman keheranan ketika ditanya tentang pernyataan gugatan dari sekelompok mahasiswa.

"Seharusnya, mereka itu membaca dan memahami kode etik itu secara mendalam" tegasnya menitip harapan.

Mahasiswa PBI Jawara Debat Bahasa Inggris

Humas IAIN Parepare--- Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare kembali menunjukkan prestasi yang membanggakan. Kali ini dipersembahkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam ajang "Championship of English" yang diadakan HMJ PBI IAIN Palopo pada tanggal 8-9 Maret 2019 di kota Palopo. Tidak tanggung-tanggung, mahasiswa PBI berhasil meraih 3 juara pada ajang yang dilombakan, yaitu juara 1 lomba debat, menjadi be speaker terbaik, dan juara 3 pada lomba public speaking.



"Alhamdulillah kita berhasil juara pada ajang yang cukup bergensi di kalangan mahasiswa bahasa Inggris ini" demikian ucapan Megawati Faisal, salah satu mahasiswa yang menjadi peserta saat dihubungi via telpon. "Kami bangga bisa mempersembahkan yang terbaik bagi kampus IAIN Parepare dan insyaallah kami akan terus melakukan yang terbaik" ujarnya penuh semangat.

Pada ajang "Championship of English" yang kali ini berlangsung di Palopo, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare mengutus 3 peserta, yaitu Megawati Faisal, Muh. Hidayat S, dan Nur Pradini Galla.

Muh. Hidayat S berhasil meraih juara 1 pada ajang debat bahasa Inggris. Hidayat, berhasil juara setelah menyingkirkan peserta debat dari berbagai perguruan tinggi lainnya. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 6 ini tampil memukau para dewan juri sehingga mampu meraih skor tertinggi. Pada sesi pertama, materi debat membincang tentang masalah kesehatan. Hidayat, cukup fasih menyampaikan konsep-konsep kesehatan dengan gaya dan retorika berbahasa Inggris yang lancar dan meyakinkan.

Begitu pun pada sesi final, yang mengangkat tema tentang "cinta diantara kesuksesan dan kegagalan." Hidayat mampu mempresentasikan gagasannya secara rasional dan sistematik. Saat sesi debat, Hidayat mampu mendominasi forum yang berlangsung cukup sengit. Pertanyaan dan sanggahan dari para tim juri atau pun para finalis dapat dijawab dan ditanggapi dengan meyakinkan.

Sementara, Megawati Faisal berhasil menjadi "Be Speaker terbaik" dalam acara tersebut. "Be Speaker" adalah lombah berbicara dalam bahasa Inggris. Megawati mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam berbahasa Inggris. Hal yang sama, ditunjukkan oleh Nur Pradini Galla dengan meraih juara 3 dalam ajang "Public Speaking". "Meraih juara pada ajang ini, tentulah tidak mudah. Persaingannya cukup ketat karena diikuti dari berbagai mahasiswa berprestasi" ujar Siti Wirda Liling, panitia yang mengurus peserta dari IAIN Parepare.

 

Mujahidah, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Parepare yang dihubungi secara terpisah menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada mahasiswa yang meraih juara pada ajang tersebut. "Tentu saja, kami berbangga terhadap prestasi yg diraih mahasiswa kita. Prestasi itu merupakan predikat terbaik yg disematkan buat institut dan akan menambah daftar prestasi yg pernah diraih mahasiswa. Prestasi tersebut, juga akan berkontribusi terhadap proses akreditasi PBI, yang mudah-mudahan bisa berubah menjadi akreditasi A nantinya" pungkas Mujahidah menjelaskan.

"Oleh karenanya, kami akan memberikan dukungan maksimal kepada mahasiswa kita untuk meraih prestasi dan insyaallah fakultas akan memberikan apresiasi untuk mereka" ujarnya. "Bagi mahasiswa yg juara, harus tetap tawadu dan tetap belajar agar kita bisa meraih presatasi yg lebih baik lagi", pesannya. (s.s)

Kamis, 07 Maret 2019

Kasubag Humas IAIN Parepare; "Kami Tidak Menolak Siapapun"

Humas IAIN Parepare---Kasubag Humas IAIN Parepare, Suherman Syach bergeming dengan pemberitaan yamg dirilis di portal www.radiomesra.com, Rabu,6/3/2019 berjudul "Kegiatan Penyambutan Guru Besar UNHAS di Tolak pihak Kampus IAIN Parepare".

Menurutnya, judul pemberitaan ini sangat bombastis dan cenderung memojokkan IAIN Parepare tanpa meminta klarifikasi.
"Seharusnya, awak media profesional melakukan reportase dan pemberitaan dengan melakukan kroscek dan klarifikasi kepada objek yang terkait dalam berita" ujarnya. "Judul berita yang diangkat oleh salah satu media online tentang penolakan guru besar UNHAS, jelas membingungkan kami di IAIN Parepare. Kami tidak tahu asal muasal, kok tiba-tiba di tolak. Berita ini sangat menyesatkan" paparnya.

IAIN Parepare dengan perguruan tinggi mana pun, baik yang ada di dalam dan luar Sulaweai Selatan dan bahkan luar negeri itu memiliki hubungan yang baik dan saling mendukung untuk pengembangan masing-masing. "Selama ini, kami di IAIN Parepare sangat welcome dengan kedatangan siapa pun apalagi kalau Guru Besar" tepis Kasubag Humas menanggapi isu yang cenderung membenturkan IAIN Parepare dengan kampus lain. "Perguruan tinggi lain adalah mitra kerjasama kami" tambahnya.

Terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh salah satu organisasi mahasiswa ektra kampus di Gedung Auditorium IAIN Parepare, mantan mahasiswa era reformasi ini menyatakan seharusnya tidak perlu terjadi. "Selama ini, kami selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan organisasi mahasiswa, termasuk organisasi ektra jika ingin melakukan kegiatan di kampus, apalagi kalau kegiatannya bersifat pengembangan akademik" papar kasubag.

Kegiatan-kegiatan besar yang pernah dilakasanakan organisasi kemasyarakatan terbilang banyak. "Beberapa bulan lalu, Pengurus Besar DDI menggelar kegiatan Seminar Nasional untuk mengusung Andregurutta K.H. Abdul Rahman Ambo Dalle sebagai Pahlawan Nasional. Itu sangat disuppor dan didukung penuh bapak Rektor dan seluruh pimpinan serta civitas kampus" kenang Suherman mengingatkan.

"Saya telusuri sebab musabab tidak jadinya kegiatan PP IMDI digelar di kampus, itu persoalan administrasi. Saya tidak menemukan surat permohonan mereka masuk di bagiam umum" jelasnya memberi klarifikasi. "Ada persoalan administrasi di sana. Kampus ini lembaga formal, punya tata aturan normatif yang prosedural. Satuan unit saja, misalnya organisasi mahasiswa intra atau bahkan kegiatan prodi harus menyurat ke bagian umum jika ingin menggunakan fasilitas kampus. Jadi, teman-teman pengurus organisasi harus memahami aturan mainnya, jangan hanya menyalahkan secara sepihak" pintamya minta pengertian.

Rektor Lantik Tamsil Hadi Jadi Kepala Satuan Pengawas Internal



Humas IAIN Parepare-- Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan kembali melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dalam lingkup kerja IAIN Parepare, Rabu, 6/3/2019.

Bertempat di Ruang Seminar Pascasarjana, Rektor melantik 2 pejabat baru, yaitu Dr. H. Abu Bakar Juddah, M. Ag sebagai Kepala UPT Ma'had Al-Jamiyah dan Tamsil Hadi, SE, sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal IAIN Parepare.



Pengangkatan pejabat baru ini berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Parepare Nomor : B.121/In.39/KP.07.6/01/2019 tentang pengangkatan Kepala Ma'had Al-Jamiyah dan Surat Keputusan Rektor Nomor : B.248/In.39/KP.07.6/03/2019 tentang Kepala Satuan Pengawasan Internal yang dibacakan Kepala Bagian AUK, Muh. Jafar.

Pelantikan yang berlangsung hikmat ini dihadiri para pejabat dalam lingkup kerja IAIN Parepare, diantaranya Wakil Rektor Bidang APK, Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor Bidang KK, Muh. Shaleh, Kabiro AUAK, Musyarrafah Amin, berserta Para Dekan, Wakil Dekan, Kepala dan Sekretaris LPM dan LP2M, serta para Kepala UPT.



Rektor dalam amanahnya mengatakan, kedua lembaga ini merupakan lembaga baru di IAIN Parepare. Pembentukan kedua lembaga itu berdasarkan amanah konstitusi. Ma'hal Al-Jamiyah tertuang dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 35 tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja IAIN Parepare. Sementara Satuan Pengawasan Internal (SPI) diperintahkan dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 25 tahun 2017. "Jadi pembentukan kedua lembaga ini sebagai wujud pelaksanaan dari amanah konstitusi tersebut, bukan untuk kepentingan siapa-siapa" tegasnya.

Rektor mengemukakan, sengaja menyiapkan dan meminta Abu Bakar Juddah memimpin Ma'had Al-Jamiyah karena sosok beliau yang diyakini mampu mewujudkan "pondok pesantren mahasiswa" ini berkembang maju. "Beliau memiliki segudang pengalaman dan kemampuan sebagai mantan pejabat kampus beberapa periode" kunci Rektor.

Sementara untuk Kepala Satuan Pengasawan Internal (SPI), Rektor mengakui perlu waktu lama mencari figur yang tepat. Kepala SPI itu harus tegas, berintegritas, berdedikasi dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah non akademik di PTKIN. "Saya memilih pak Tamsil bukan tiba-tiba. Sudah lama saya perhatikan dan saya nilai dia cocok sebagai Kepala SPI, baik dari sisi karakter mau pun basic keilmuan dan pekerjaannya yang selama ini, dia geluti pada bagian keuangan" nilai Rektor.

Tugas utama SPI adalah melakukan pendampingan, audit, pengawasan, pemantauan, evaluasi dan review terhadap penyelenggaraan kegiatan dan program non akademik yang berjalan di perguruan tinggi, baik perencanaan, keuangan, sarana prasarana, administrasi, dan lain sebagainya agar semuanya berjalan sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditentukan. Lembaga satuan pengawasan yang setingkat LPM ini akan dilengkapi struktur satuan kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tamsil Hadi yang ditemui usai pelantikan mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Rektor IAIN Parepare yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengemban tugas sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal. "Tugas ini sangat berat, saya masih perlu belajar banyak dan bimbingan dari pimpinan dalam melaksanakam tugas ini" ujar pria kelahiran 1980 an ini. (s.s).

Selasa, 05 Maret 2019

Rektor IAIN Parepare Launching Program Pengabdian kepada Masyarakat di Sidrap

IAIN Parepare--- Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Pusat Rehabiltasi BNN Baddoka tahun 2018 menunjukkan bahwa 70-80 % pengedar dan pemakai narkoba yang berada di BNN Baddoka berasal dari tiga daerah di Ajattapareng yakni Sidrap, Pinrang dan Parepare. Faktor utamanya karena mereka (pengedar dan pemakai) narkoba tidak merasakan apa yang disebut home is my home, artinya bahwa mereka tidak merasakan kenyamanan di rumah melainkan mereka hanya mendapatkan home is my house, bahwa mereka mendapatkan fasilitas yang lengkap tapi tidak membuat mereka merasa senang berada di rumah.

Demikian juga dengan data dari Kementerian pemberdayaan perempuan dan anak bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional tahun 2016 melalui Survey Kekerasan terhadap Anak (SKtA) menunjukkan bahwa kekerasan fisik di dalam keluarga dilakukan baik oleh ayah maupun ibu, dimana resiko ibu melakukan kekerasan pada anak khususnya perempuan lebih tinggi dibandingkan ayah.

Sejalan dengan data tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga menyebutkan bahwa 91 persen kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan keluarga.

Hal tersebut menjadi alasan bagi Dharma Wanita Kemenag Sidrap bekerjasama dengan Yayasan Taman Semesta merasa terpanggil untuk menjawab permasalahan apa yang menjadi realitas sosial masa kini khususnya di kabupaten Sidrap.

“Kami ingin menjadi bagian dari solusi agar dari keluarga kita lahir anak yang sehat baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Keluarga seharusnya menjadi tempat bernaung yang paling aman bagi anak-anak kita. Khususnya bagi perempuan atau ibu, al ummumadrasatulula, ibu adalah sekolah (guru) pertama bagi anak—anaknya. Olehnya itu, dibutuhkan tindakan nyata dalam usaha mencegah kekerasan pada anak di lingkungan keluarga melalui program “Perempuanta’,” jelas  ketua panitia pelaksana, Aqidah Irman yang juga merupakan Ibu Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama kabupaten Sidrap.

Program ‘Perempuanta’ akan menjadi wadah bagi orangtua khususnya yang ada di kecamatan Maritengngae untuk berbagi bersama terkait pengetahuan pengasuhan anak yang mengedepankan pendisiplinan secara positif.

Program Perempuanta’ yang juga diinisiasi oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), tentu meneguhkan posisi perguruan tinggi bukan hanya sebagai sumber pengetahuan akan tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut di tengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.

Program pengabdian kepada masyarakat ini secara resmi dilaunching oleh Rektor IAIN Parepare sekaligus menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Parepare dengan Kementerian Agama kabupaten Sidrap yang disaksikan oleh Wakil Rektor III IAIN Parepare Dr. Muhammad Saleh, M. Ag, Kepala LP2M IAIN Parepare Drs. Muhammad Djunaidi, M. Ag, Sekretaris Kecamatan Maritenggae, dan KUA, Selasa (05/03).



“Kegiatan ini tentu akan memberi manfaat buat orangtua agar mendidik anak tidak menggunakan kekerasan, pola-pola pengasuhan lama yang tidak lagi cocok dengan era milenial,” ucap Rektor IAIN Parepare,  Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si.





Sementara Kepala Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten Sidrap merespon baik atas kerjasama ini.

“Selain program pengabdian masyarakat, kabupaten Sidrap membutuhkan program pendidikan khususnya peningkatan keterampilan mengajar guru di madrasah. Semoga ke depan kita bisa memperkuat kerjasama ini di beberapa bentuk kegiatan” harap Kepala Kementerian Agama kabupaten Sidrap, H. Irman Baharuddin, S. Ag., M. Si.



Selain Launching Program Perempuanta’, juga dilaksanakan seminar Solusi Mendidik Anak Tanpa Kekerasan Di Era Milenial. Seminar ini merupakan awal dari pendampingan yang akan dilaksanakan di desa/kelurahan. Hadir narasumber dari tim Yayasan Taman Semesta yang berkompoten dalam bidang psikologi keluarga dengan menggunakan modul yang telah diterbitkan sendiri.

Kegiatan berlangsung di Aula kantor Kemenag kabupaten Sidrap, hadir sebanyak 50 perserta terdiri dari perwakilan dari desa/kelurahan se-kecamatanMaritengngae, Dharma Wanita Kemenag Sidrap, Perwakilan BKPRMI, dan TK Terpada yang ada di KecamatanMaritengngae.

Marwah salah satu peserta mengaku bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Ternyata selama ini cara saya mendidik berbau kekerasan karena biar berkata ‘jangan’. Pertemuan ini sangat baik bagi kami,” ucap Marwah usai seminar.

Selain di Kecamatan Maritengngae, ke depan program ini akan didorong terlaksana di semua kecamatan se-kabupaten Sidrap melalui koordinasi di tingkat Kecamatan dan Kantor Urusan Agama se kabupaten Sidrap.



 

Dekan FUAD Memberikan Piagam Penghargaan Kepada Mahasiswa Berprestasi

Humas IAIN Parepare-- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) melakukan terobosan baru. Memasuki semester genap, Dekan Fakultas FUAD, Abdul Halim K memberikan Piagam Penghargaan kepada sejumlah mahasiswa yang dinilai berprestasi dalam proses belajar mengajar semester ganjil tahun akdemik 2018/2019 yang berlangsung, Selasa, 5/3/2019 di Ruang Seminar Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.



Pemberian penghargaan tersebut, dihadiri dan disaksikan segenap pimpinan Fakultas FUAD, yaitu Wakil Dekan Bidang AKKK, Iskandar, Wakil Dekan Bidang AUPK, Musyarif, Kaprodi KPI, Nurhakki, Kaprodi BKI, Muh. Haramain, Kaprodi MD, Nurhikmah, Kaprodi PMi, Hj. St. Aminah, Kaprodi JI, Qadaruddin, Kaprodi SKI, Nurkidam, Kaprodi BSA, Abd. Rahman dan Kaprodi SA, Muhiddin dan pejabat struktural, yaitu Kasubag AUK, Junaini dan Kasubag AKA, Rachmat.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Abd. Halim K menyampaikan motivasi dan tujuan pemberian penghargaan tersebut. "Program ini dilakukan agar mahasiswa berprestasi selalu terpacu meningkatkan dan mempertahankan prestasi akademiknya. Serta mahasiswa lain mampu menjadikan mereka contoh yang baik dalam proses belajar di Kampus" papar Dekan, yang juga menjabat Ketua MUI Kota Parepare.

"Kami memberikan penghargaan ini kepada anak-anakku mahasiswa agar kalian berprestasi, terutama dalam peningkatan akhlak. Dalami ilmu sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Kuasai bahasa Arab sebagain kunci atau alat menguasai ilmu agama. Bersyukurlah anda terpilih sebagai mahasiswa berprestasi, pertahankan prestasinya, terutama akhlak kalian. Semua dosen ingin mahasiswanya lebih pintar dari dosennya sendiri" papar Dekan FUAD Abd. Halim K memberikan nasehatnya kepada mahasiswa.

Ada pun nama-nama mahasiswa yang memperoleh Piagam Penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Semester Ganjil Tahun akademik 2018/2019, sebagai berikut :

1. Imam Kurniawan Samad (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam)
2. Malik Fajar (Prodi Bimbingan Konseling Islam)
3. Mardian Saputra (Prodi Manajemen Dakwah)
4. Hernisa Rianas (Prodi Sejarah Peradaban Islam)
5. Sunarti (Prodi Jurnalistik Islam)
6. Sulfi (Prodi Pengembangan Masyarakat Islam)
7. Sri Yuliana (Prodi Bahasa dan Sastra Arab)
8. Wahyuni (Prodi Sosiologi Agama)

Sumber : Fakultas FUAD
Penulis : Nurul
Editor : Suherman Syach

Pengarahan Rektor Kepada CPNS Baru; IAIN Parepare Berbasis Kinerja

 



Humas IAIN Parepare--- Usai membuka secara resmi Pembukaan Kuliah Semester genap tahun akademik 2018/2019, Rektor IAIN Parepare langsung menerima CPNS Baru di Lantai 5 Gedung Perpustakaan IAIN Parepare, 4/3/2019. Turut hadir dalam pertemuan itu, Wakil Rektor Bidang APK, Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor Bidang AUPK, Sudirman L, Dekan Fakultas Tarbiyah, Saefudin, Dekan FEBI, Kamal Zubaer, Dekan Syariah dan Ilmu Hukum Islam, Muliaty, Dekan FUAD, Halim K, Kabag AUK, Jafar, Kasubag Umum dan Kepegawaian, Misbahuddin dan sejumlah pejabat lainnya.

Pertemuan ini di hadiri 33 orang CPNS yang telah diumumkan kelulusannya secara serentak oleh kemenag RI beberapa bulan lalu. Seperti informasi sebelumnya, kuota CPNS yang diterima IAIN Parepare tahun 2018 berjumlah 48 orang, tetapi hasil seleksinya hanya 33 orang yang dinyatakan lulus. CPNS ini terdiri dari 29 CPNS sebagai dosen dan 4 orang sebagai tenaga kepegawaian.



"Sebenarnya, SK CPNS mereka itu belum keluar, tetapi sudah diusulkan ke Badan Kepegawaian Nasional dan sementara dalam proses penyelesaian' kata Wakil Rektor, Sudirman L ketika menyampaikan kata pengantar dalam pertemuan tersebut. "Semoga, bulan Maret ini SK itu sudah selesai. CPNS ini dipanggil untuk mengikuti pembukaan kuliah karena mereka sudah dibutuhkan. Jadi CPNS ini masih berstatus dosen luar biasa dan tenaga honorer sampai SK terbit" ujarnya.

Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan saat memberikan pengarahan CPNS mengatakan senang dengan bergabungnya CPNS baru ini. "Kami bergembira saudara-saudari bisa bergabung dan menjadi bagian keluarga besar IAIN Parepare" ujar Rektor.

Sebelum melanjutkan arahannya, Rektor memperkenalkan seluruh pimpinan yang hadir serta mengabsensi CPNS dan meminta mereka memperkenalkan diri satu persatu. Rupanya, CPNS yang lulus bukan saja berasal dari Sulawesi Selatan, tapi juga datang dari Surabaya, Maluku dan Nusa Tenggara.

Penerimaan CPNS di IAIN Parepare, lanjut Rektor, berlangsung transparan dan tidak mengenal suap menyuap atau pun nepotisme. "Kalau ada yang minta uang, silahkan lapor karena kita tidak mengenal seperti itu" tegas Rektor.

Dalam pelaksanaan tugas, IAIN Parepare lebih mengedepankan kinerja. Tidak ada perbedaan dan perlakuan istimewa kepada personal, kelompok, atau pun latar belakang organisasi. Semua pegawai dan dosen sama. Kita tidak kenal senior-yunior, tua-muda, lama-baru atau dari organisasi mana. Semuanya diberikan kesempatan dan peran untuk bekerja sesuai dengan tugas mereka masing-masing. "Kita di sini (IAIN Parepare) berbasis kinerja, siapapun dari kita yang berkinerja baik, maka akan diapresiasi. Saudara yang baru masuk, memiliki hak yang sama dengan yang lain secara proporsional. Jika berkinerja baik, kita perhatikan" kata Rektor serius.

Sementara itu, Syafaat Anugrah, salah seorang CPNS yang dikonfirmasi menyatakan legah dan puas mendengar arahan Rektor. "Kami baru, tetapi terasa nyaman dan bahagia dengan penerimaan Rektor yang sangat welcome" kata calon Doktor Hukum Unhas ini. (s.s).

KPU Parepare Goes to Campus, Ajak Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas

IAIN Parepare--- Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Parepare menggelar sosialisasi pemilu 2019 di Auditorium baru IAIN Parepare, Senin (04/03). Sosialisasi tersebut dilakukan usai pelaksanaan pembukaan kuliah semester genap tahun 2018/2019.

KPU Parepare memilih masuk ke kampus dengan target sasaran pemilih pemula. Hal ini berdasarkan UU no 7 tahun 2017 tentang memberikan jaminan bagi pemilih pemula yang telah genap berusia 17 tahun untuk menyalurkan hak pilihnya di pemilu 2019.

[caption id="attachment_9825" align="alignnone" width="300"] Foto sisi kanan, DR Muhammad Saleh, M. Ag (Wakil Rektor III IAIN Parepare)[/caption]

Wakil Rektor III, DR Muhammad Saleh menyambut baik sosialisasi tersebut terlebih banyaknya mahasiswa IAIN Parepare yang juga berasal dari berbagai daerah di luar kota Parepare.



Hamzah, Komisioner KPU dalam sosialisasinya mengajak mahasiswa agar menjadi  millennial yang cerdas memilih. Hal ini dikarenakan rawannya generasi millenial khususnya pemilih pemula dipengaruhi, didekati dan dimobilisasi.

"Jadilah pemilih cerdas dengan mengetahui visi, misi dan program calon, bukan karena yang lain", ajaknya saat menyampaikan materi.

Pemilu menjadi sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung.

"Pemimpin-pemimpin politik adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah," jelas Hamzah.

 

 

 

Senin, 04 Maret 2019

Orasi Ilmiah, Pembukaan Kuliah Semester Genap Tahun 2018/2019 IAIN Parepare

Judul : Konstruksi Idiologi Wacana Jaringan Islam Liberal (JIL): Critical Discourse Analysis


Oleh; Dr. FIRMAN, M. Pd




[caption id="attachment_9820" align="alignnone" width="300"] Dr. Firman, M. Pd[/caption]

Dalam perkembangan kajian bahasa muncul istilah Analsisis Wacana Kritis (Critical Discorse Analysis). Wacana tidak lagi dilihat hanya sebagai suatu proses komunikasi biasa secara lisan maupun tulis, tetapi wacana dilihat sebagai praktik sosial. Bahasa dari sudut wacana dipandang sebagai praktik sosial. Bahasa dan masayarakat memiliki hubungan internal dan dialektikal. Menurut Fairclough (1989:23) bahasa adalah bagian dari masyarakat, fenomena linguistik adalah fenomena sosial yang khusus, dan fenomena sosial adalah (sebagian) fenomena linguistik (language is part of society, language phenomena are social phenomena of a special sort, and social phenomena are [in part] linguistic phenomena).

Wacana keagamaan menjadi alat untuk menyampaikan ideologi-ideologi tertentu untuk mempengaruhi dan menarik simpati pembacanya. Di kalangan umat Islam Indonesia, ada kelompok-kelompok (gerakan) yang berusaha menanamkan ideologi tertentu kepada masyarakat sebagai bentuk upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan. Dalam upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan tersebut, wacana dalam bentuk buletin atau artikel digunakan sebagai alat untuk menanamkan ideologi yang diyakini sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia saat ini. Kelompok Islam liberalisme yang diberi nama Jaringan Islam Liberal (JIL). JIL menawarkan cara berpikir inklusif, pluralis, dan liberal yang mencoba menyajikan gagasan dan pemikirannya melalui paham pluralisme agama. JIL berupaya merekonstruksi ideologi yang selama ini diyakini oleh umat Islam. JIL berupaya membentuk pemahaman keagamaan yang dianggap baru dalam Islam, khususnya umat Islam di Indonesia. Dalam upaya mempengaruhi pembaca dengan ideologi baru tersebut, kelompok JIL menggunakan bahasa sebagai medium sehingga wacana dijadikan sebagai wujud praktik sosial (Fairclough, 1989, Bourdieu 1991).

Salah satu perjuangan JIL adalah pemihakan kepada yang minoritas dan tertindas. Islam liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Menurut JIL, setiap struktur sosial politik yang mengawetkan praktik ketidakadilan atas minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas yang mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi. Pemikiran JIL muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran akan adanya dominasi pemikiran radikalisme Islam yang akan merusak ekologi hubungan antarumat beragama di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari sikap dan paradigma berpikir JIL yang bebas mendekonstruksi wilayah-wilayah doktrinal agama yang dahulu dianggap tabu dan sakral

1. Konstruksi Ideologi JIL melalui Kosakata

Dalam konstruksu ideologi JIL temukan adanya nilai-nilai eksperensial yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan dalam wacana JIL sebagaimana yang dikemukan oleh Fairclough (1998:110 – 111), yaitu; Pertama, Nilai-nilai eksperensial ditunjukkan melalui skema (klasifikasi) kata, kata-kata ideologi yang diperjuangkan, penyusunan kata kembali (rewording) atau kelebihan kata (overwording), dan hubungan kata yang bermakna secara ideologis berupa sinonim, antonim , dan hiponimi. Kedua, kosakata yang diklasifikan  dalam wacana JIL kosakata yang menunujukkan kebenaran bukan hanya Islam dengan menggunakan kata ‘tidak monolitik tunggal’,  keberagaman adalah kehendak Tuhan dengan menggunakan klausa ‘keseragaman tidak dikehendaki oleh Tuhan’, keyakinan beragama sebagai ‘hak pribadi’ (privasi), kebebasan tanpa paksaan, dan tidak ada agama dengan paksaan. Kata-kata ideologis yang diperjuangkan, yakni keadilan, kebebasan, keberagaman, hak pribadi, dan tanpa paksaan. Ketiga, kosakata yang digunakan dalam wacana JIL menunjukkan adanya hubungan makna yang signifikan secara ideologis, yakni antonimi dengan menggunakan kata berantonim, yaitu beragama >< sekuler, teks suci >< konstitusi, kebebasan >< ketaatan, mayoritas >< minoritas, dan kuat >< lemah. Sinomin ditunjukkan dengan penggunaan kosa kata perbedaan = pemajemukan, beragam = kelompok berbeda. Hiponimi dapat dilihat pada penggunaan kata subordinat dengan kata kepercayaan, keyakinan, dan iman, dari superordinat kata ‘beragama’.
Keempat, metafora yang digunakan penulis teks wacana JIL untuk mengonstruksi ideologi, yaitu penggunaan kata ‘baju’, ‘raja’, tumbuh subur’, ‘campur tangan’, ‘turun tangan’, ‘menindas’, ‘dirampas’, ‘berkarat’, ‘syahwat’, ‘menundukkan’, ‘impor’, dan ‘perkawinan silang’.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ideologi pluralisme, liberalisme, pembelaan hak privasi dan minoritas dikonstruksi oleh penulis teks wacana JIL melalui proses klasifikasi, leksikalisasi, relasi makna (antonimi, sinonimi, daan hiponimi), dan metafora. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan kolokasi sebagai bentuk konstruksi ideologi JIL. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kata-kata lain yang digunakan oleh kelompok tertentu mengacu pada ideologi yang berbeda dengan JIL, dan sekaligus merupakan kolokasi yang berbeda pula. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan piranti untuk menandai JIL dalam melakukan pengelompokan (Fairclough, 1989:116).

2. Konstruksi Ideologi JIL melalui Gramatika

Ideologi pluralisme, liberalisme, hak privasi dan kesetaraan dikonstruski oleh penulis teks JIL melalui (1) modus kalimat, (2) modalitas kalimat, (3) pronomina persona kehadiran diri, dan (4) bentuk pasif, dipaparkan sebagai berikut; Pertama, modus deklaratif dan imperatif digunakan oleh penulis teks JIL untuk menunjukkan suatu kebenaran yang mereka yakini.Modus imperatif dan interogatif dengan pola negasi dan retoris digunakan untuk mempertegas suatu kebenaran yang diyakini. Modus obligatif digunakan penulis untuk menunjukkan keharusan dan kemutlakan. Kedua, modalitas relasional dan ekspresif digunakan untuk menunjukkan konstruksi ideologi pluralime dan liberallisme JIL melalui otoritas terhadap partisipan. Otoritas tersebut ditunjukkan dengan mengemukakan gagasan dengan menggunakan otoritas Tuhan dan kewajiban yang harus dilakukan dalam memperjuangkan keberagaman dan kesetaraan.Otoritas yang dibangun melalui modalitas ekspresif ditunjukkan dengan kenyataan yang menghendaki perubahan karena perkembangan dan penggunaan akal yang bisa memenuhi kebutuhan manusia. Ketiga, pronomina persona ‘saya’ digunakan jika penulis teks JIL berada pada posisi yang mempertahankan ideology. Pronomina persona ‘kita’ digunakan oleh penulis teks JIL jika ideologi yang dikontruksi berupa penawaran yang dapat dipikirkan bersama antarpartisipan. Keempat, bentuk pasif dipilih oleh penulis teks JIL sebagai upaya mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dengan menyebut pihak lain yang bertentangan dengan ideologi yang diperjuangkan.

3. Konstruksi Ideologi JIL melalui Struktur Teks

Kajian struktur teks dalam wacana berisi rincian tentang (1) konvensi interaksional yang digunakan dan pengurutan serta penyusunan teks. Kajian tentang konvensi interaksional yang digunakan akan memerikan tentang  pengontrolan partisipan, yaitu (a) penegasan (b) pengarahan topik, dan (c) formulasi. Kajian tentang pengurutan dan penyusunan teks akan memerikan tentang penyusunan teks wacana ideologis secara berurutan dari awal sampai akhir (Santoso, 2003:214).Jaringan Islam Liberalisme (JIL) mengonstruksi ideologi melalui struktur dan penataan teks, yaitu (1) konvensi interaksional dan (2) penataan dan pengurutan teks. Penulis teks wacana JIL mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dan kesetaraan dengan memanfaatkan struktur teks berupa pengontrolan partisipan dan penataan teks. Pengontrolan partisipan dan penataan teks digunakan untuk mempengaruhi pikiran pembaca dengan ideologi yang diperjuangkan. Pengontrolan partisipan digunakan dalam teks berupa wawancara, sedangkan penataan teks digunakan dalam teks yang berupa pengembangan paragraf.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama                                : Dr. Firman, M.Pd

Tempat/Tgl Lahir        : Soppeng, 20 Februari 1965

Nama Istri                      : Wahidah, S.Ag.

Nama anak                    : Wafiah Sidqiyah (almarhumah), Ahmad Abu Rizki, Ahmad Adli Nawwar, Mutiah Khaeriyah, dan Mutmainnah Firman.

Pendidikan :

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Perguruan Islam Ganra, 1977

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Perguruan Islam Ganra, 1981.

3. SMA Muhammadiyah Watangsoppeng pada, 1984.

4. Fakultas Sastra, jurusan Sastra Indonesia UNHAS, 1991.

5. Program Pascasarjana (S2) di IKIP Makassar, 2002

6. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2009.

7. Program Pascasarjana (S3) Universitas Negeri Malang, 2015

Pembukaan Kuliah Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare---Pembukaan kuliah semester genap tahun akademik 2018/2019 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berlangsung, Senin, 4/3/2019 di Gedung Auditorium.

[caption id="attachment_9786" align="alignnone" width="300"] Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr.Hj. Sitti Jamilah Amin, M. Ag[/caption]

Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.800 orang yang terdiri atas para pimpinan Institut dan fakultas, pimpinan Pascasarjana, pejabat struktural, kepala UPT, Ketua Lembaga, pengurus organisasi mahasiswa, para dosen dan mahasiswa, termasuk CPNS 2018 yg telah dinyatakan lulus.

Melalui forum pembukaan kuliah ini, Rektor kembali menegaskan tekadnya untuk membawa kampus ini meraih Akreditasi A paling lambat tahun 2021. "Tahun akademik 2019/2020 kita canangkan sebagai tahun akreditasi" tegas Rektor kepada seluruh civitas akademika IAIN Parepare. Untuk mencapai Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) pada tahun 2021, maka program studi yang kita miliki harus terakreditasi A, minimal 50% pada tahun 2020. Bagi Rektor, mengejar AIPT untuk IAIN Parepare bukan sesuatu yang mustahil, selama civitas kampus berkerjasama dan bekerja keras.



Akreditasi merupakan standar kualitas perguruan tinggi yang dikeluarkan BAN PT. Rektor mengejar Akreditasi A, karena itu menjadi jaminan kualitas. IAIN Parepare, menurut Rektor, merupakan perguruan tinggi terbesar di wilayah Ajatappareng, bukan hanya gedungnya tetapi dari jumlah mahasiswanya dan tentu saja besar karena kualitasnya.



Jumlah mahasiswa IAIN Parepare saat ini mencapai 8 ribuan orang.
Mahasiswa yang kuliah di kampus IAIN Parepare berasal dari lintas daerah dan bahkan luar negeri. Ada yang datang dari Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara, dan berbagai kabupaten di Sulawesi. Sementara, mahasiswa luar negeri berjumlah 6 orang berasal dari negara Thailand.

[caption id="attachment_9789" align="alignnone" width="300"] Mahasiswi asal Thailand[/caption]

"Pada tahun ini, informasi yang saya peroleh, telah ada calon mahasiswa dari Singapura, Thailand dan Malaysia yang berminat mendaftar di kampus kita" ujar Rektor yang disambut tepuk tangan peserta pembukaan kuliah. "Insyaallah, kita bercita-cita menjadikan IAIN ini sebagai kampus terbesar di Sulawesi Selatan." kata Rektor penuh obsesi.
Pada perkuliahan tahun ini, lanjut Rektor, proses perkuliahan harus berbasis riset dan e-learning. Rektor mengajak para dosen untuk mengurangi metode ceramah dalam pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas aplikasi e-learning yang telah disiapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi Pangkalan Data (UPT TIPD).

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Sitti Jamilah Amin yang menyampaikan Laporan Akademik tahun 2018/2019 terkait dengan keadaan, data dan perkembangan akademik masing-masing Fakulltas. Pada Fakultas Tarbiyah, jumlah program studi 8, jumlah rombel (kelas) 465, jumlah SKS 1. 025, jumlah mahasiswa 2.733, dan jumlah dosen 66 orang, dosen luar biasa 13 orang, dosen lintas fakultas 2 orang.
Sementara Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi), jumlah Prodi 4, jumlah rombel 282, jumlah dosen 25 orang, dosen luar biasa 19 orang, dosen lintas fakultas 17 orang, jumlah sks 579 dan jumlah mahassiwa 1.637
Untuk Fakultas Ushuluddin, Adab, Dakwah dan Komunikasi (Fuad), jumlah Prodi 8, jumlah rombel 502, jumlah Dosen tetap 40 orang, dosen luar basa 13 orang, dan dosen lintas fakultas 5 orang, jumlah sks 1.222 dan jumlah mahasiswa 1.537 orang.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi), jumlah Prodi 7, jumlah rombel 360, jumlah dosen tetap 40 orang, dosen luar biasa 13 orang lintas fakultas 27 orang, jumlah sks 850 dan jumlah Mahasiswa 1.518 orang.
"Jadi, total rombel 1.609 dengan total mahasiswa yang aktif kuliah 7.425 orang. Sementara dosen secara keseluruhan untuk dosen PNS sebanyak 107 orang, dosen ppnpn 50 orang, dan cpns 33 orang" simpul Jamilah Amin dalam laporannya.

Minggu, 03 Maret 2019

Rapat Kerja; Rektor Mencanangkan Tahun 2020/2021 sebagai Tahun Akreditasi

Humas IAIN Parepare—Memasuki hari ke -3, Ahad, 3/3/2019 Rapat Kerja Institut Agama Islam Negeri–IAIN Parepare berakhir dan langsung ditutup oleh Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan. Dalam pengarahannya, Rektor memberikan apresiasi atas pelaksanaan Rapat Kerja, yang dinilainya berjalan dengan efektif dan telah menghasilkan program kerja yang berkualitas. “Raker kali ini adalah raker terbaik yang pernah dilaksanakan IAIN/STAIN selama ini” pujinya kepada panitia.



Didampingi Kepala Biro Administrasi, Umum, Akademik dan Keuangan, Hj. Musyarrafah Amin, Rektor dalam pidatonya, kembali menegaskan obsesi dan mimpi besarnya untuk membawah IAIN Parepare meraih predikat Akreditasi A paling lambat tahun 2021. “Untuk itu, pada hari ini saya mencanangkan bahwa “Tahun 2020/2021 adalah tahun akreditasi IAIN Parepare” tegas Rektor.

“Kita semua, akan turut serta bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh Akreditasi A ini. Apakah saudara-saudara siap !!! seru Rektor, yang disambut teriakan “SIAP” secara serentak dari seluruh peserta Raker yang hadir.

Beberapa kali, Rektor mengulang seruannya “apakah saudara-saudara siap?” Bagi Rektor, kesiapan dan komitmen seluruh civitas akademika IAIN Parepare merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan predikat Akreditasi A tersebut. “Bagi sebagian orang, perguruan tinggi yang berbentuk Institut seperti IAIN, untuk mengejar Akreditasi A hanyalah mimpi. Tetapi bagi kita, itu bukan sesuatu yang mustahil kita wujudkan. Asalkan kita semua, siap bekerjasama dan bekerja keras, maka Insyaallah mimpi itu akan kita raih bersama” ucap Rektor memberi motivasi kepada peserta.

Rektor mengingatkan kepada peserta tentang pengalaman membanggakan yang pernah diraih dalam proses akreditasi. “Kita ada pengalaman yang baik ketika masih STAIN. Dulu, STAIN Parepare merupakan STAIN yang pertama kali memperoleh Akreditasi B disaat STAIN yang lain merasa pesimis mewujudkannya. Kita telah membuktikan bahwa kita bisa dan kali ini, kita mau kembali mencatat rekor sebagai IAIN pertama yang meraih akreditasi A tersebut” paparnya dengan semangat.

Pengajuan dan proses Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) membutuhkan minimal 50% akreditasi A dari seluruh program studi. Untuk itu, tahun 2019 kita fokus pada pencapaian akreditasi A untuk program studi. “Hal ini yang diperhatikan oleh Dekan Fakultas agar setiap program studi mendorong proses yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut” pesannya menegaskan.

Akhir acara, Ketua Panitia, Hj. Musyarrafah Amin menyerahkan dokumen hasil rapat kerja kepada Rektor IAIN Parepare. Hasil raker ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program kerja IAIN Parepare tahun anggaran 2019 dan 2020 yang akan datang. (s.s).

Sabtu, 02 Maret 2019

Rapat Kerja IAIN Parepare, Rektor; Program Beasiswa Rektor Dianggarkan tahun 2020

Humas IAIN Parepare-- Mahasiswa Institut Agama Islam (Parepare) patut bersuka cita. Pasalnya, Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan berjanji akan memberikan beasiswa yang dinamakan "Program Beasiswa Rektor". Program Beasiswa Rektor ini diatur dan memperoleh pengesahan Menteri Agama.



Hal tersebut disampaikan Rektor saat menjadi narasumber, pada hari ke 2 Rapat Kerja, Sabtu, 2/3/2019 di Hotel Gammara kota Makassar. Di depan Ketua Senat mahasiswa dan Dewan Mahasisawa yang menjadi peserta Raker, Rektor menjelaskan berbagai kebijakan terkait dengan pengembangan mahasiswa dan organisasi mahasiswa.

Menurut Rektor, Program Beasiswa Rektor yang akan diberikan tahun 2020 bertujuan membantu mahasiswa dalam bentuk pembebasan pembayaran Uang Pembayaran Tunggal (UPT). Program beasiswa ini merupakan upaya kita untuk membantu dan meringankan mahasiswa dalam keberlangsungan kuliah mereka di IAIN Parepare.

Selain program beasiswa rektor, mahasiswaa IAIN Parepare telah menikmati beberpa program beasiswa, diantaranya Beasiswa Bidik Misi, Beasiswa Mahasiswa Berprestasi, Beasiswa Kajian Keislaman, dan beberapa beasiswa dari instansi swasta.

Selain itu, Rektor juga memberikan apresiasi kepada pengurus organisasi mahasiswa dengan memberikan bantuan beasiswa, khusunya kepada pengurus inti, yang meliputi Pengurus Senat Mahasiswa, Dewan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Himpunan Mahasiswa Program Studi beserta OKK dan UKM.

"kita memberikan beasiswa kepada pengurus inti organisasi mahasiswa sebagai bentuk apresiasi dan stimulasi agar mahasiswa lebih termotivasi dalam berorganisasi," jelas Rektor. Berorganisasi itu penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas, pengalaman, dan keterampilan khususnya dalam kompetensi kepemimpinan dan kompetensi sosial. Melalui organisaai Ini, mahasiswa belajar banyak hal yang tidak diperoleh di perkualihan. Pengalaman organisasi akan dirasakan manfaatnya saat mereka bekerja dan kembali dalam masyarakat.

Selain pemberian Beasiswa, Rektor juga menyiapkan anggaran Biaya Operasional (BOP) setiap Ormawa, OKK dan UKM untuk membiayai kegiatan operasionalnya. BOP ini diberikan agar pengelolaan dan manajemen organisasi mereka berjalan dengan baik.

Namun pun demikian, Rektor menitip pesan kepada aktivis atau pengurus organisasi agar tetap mendahulukan prestasi akademik/perkuliahan. Jangan kepentingan organisasi menghalagi kegiatan perkuliahan. Idealnya keduanya berjalan beriringan, tidak saling menghalangi karena perkuliahan itu, tugas utama mahasiswa. Makanya, kita persyaratkan agar mahasiswa yang menjadi pengurus, minimal yang ber-IPS 3,35, tegas Rektor kepada perwakilan mahasiswa. (s.s)

Rapat Kerja IAIN Pare; Rektor akan Bentuk Satuan Pengawas Internal



Humas IAIN Parepare--- Pembukaan Rapat Kerja IAIN Parepare berlangsung, Jumat, 1/2/2019 pukul 16.00 wita di Hotel Gammara Kota Makassar. Dalam sambutannya, Rektor memberikan arahan kepada seluruh peserta yang berjumlah 33 orang yang terdiri dari para pemangku jabatan lingkup IAIN Parepare beserta petinggi organisasi mahasiswa, yaitu Ketua Senat dan Dewan Mahasiswa.

Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan dalam sambutannya mengulas proses, mekanisme dan hasil pelaporan penggunaan anggaran yang telah melalui pemeriksaan yang ketat. Rektor berharap, hasil pemeriksaan tersebut harus menjadi acuan dan pelajaran kepada seluruh civitas kampus, khususnya para pengguna anggaran.

[caption id="attachment_9752" align="alignnone" width="300"] Peserta Rapat Kerja IAIN Parepare[/caption]

"Kedepannya, kita harus meningkatkan koordinasi dan pemahaman terhadap mekanisme penggunaan anggaran. Perlu adanya keseragaman format laporan pertanggungjawaban. Untuk memudahkan kontrol penggunaan dan laporan anggaran masing-masing unit, maka pencairan anggaran tidak diberikan sekaligus, melainkan secara bertahap. Syaratnya, kegiatan yang telah dilaksanakan harus dibuatkan laporan pertanggungjawaban terlebih dahulu, kemudian anggaran berikutnya dicairkan, papar Rektor.

Untuk melakukan pengelolaan dan penggunaan anggaran, Rektor berencana membentuk satuan pengawas internal IAIN Parepare. "Saya sedang merancang pembentukan satuan pengawas internal yang akan kita tugaskan untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan atau pun evaluasi terhadap pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan. Keberadaan satuan pengawas internal ini serupa inspektorat. Jadi kita berharap keberadaan satuan pengawas dapat mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik." tegas Rektor menjelaskan.

Hanya saja, lanjut Rektor, orang-orang yang akan menduduki jabatan baru ini sedang digodok siapa yang paling tepat. Kita membutuhkan orang yang memiliki integritas, tegas dan memiliki kualifikasi dan pemahaman yang baik terhadap regulasi dan sistem pengelolaan keuangan negara, agar tugas satuan pengawas ini berjalan secara maksimal.

Dalam sambutan ini pula, Rektor menyampaikan pengisian jabatan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang sempat lowong, yaitu Ma'had Aljamiyah. Untuk jabatan itu, Rektor akan mempercayakannya kepada DR. H. Abu Bakar Juddah, M. Ag. "SK pengangkatan beliau sudah jadi, tinggal tunggu waktu tepat untuk pelantikannya." ujar. Ma'had Jamiyah merupakan bentuk pesantren mahasiswa yang berorientasi pada pengembangan keIslaman, khusus dalam baca tulis al - Quran dan penerapan penguasaan bahasa asing. (s.s)

Jumat, 01 Maret 2019

Temu Ilmiah Regional, KSEI FENS IAIN Parepare Raih Penghargaan Ide Paper Terbaik

IAIN Parepare--- Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Forum Ekonomi Syariah (FENS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berhasil mendapatkan penghargaan sebagai ide paper terbaik pada kegiatan Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) ke tujuh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sulawesi Selatan dan Papua.

Ardiansyah, ketua majelis syuro FENS IAIN Parepare yang turut serta ikut berpartisipasi mengaku bersyukur atas pencapaian tersebut.

“Alhamdulillah FENS meraih penghargaan sebagai paper terbaik dengan judul papernya yaitu pengembangan pariwisata halal melalui tour operator Islami di Sulawesi Selatan,” terangnya saat diwawancarai via whatsapp, Jum’at (02/03).



Mahasiswa program studi Perbankan Syariah ini berharap agar KaSSEI FENS IAIN Parepare terus aktif ikut dalam berbagai kegiatan forum ekonomi dan mendapat dukungan dari kampus.

“Ke depannya kami akan terus berkoordinasi dengan teman-teman dan melakukan kerjasama dengan pihak fakultas dalam rangka pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. semoga kedepannya nanti KaSSEI FENS bisa berpartisipasi dalam kegiatan forum ekonomi seperti ini,” harapnya.



Penghargaan tersebut mendapat apresiasi oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Parepare, Muhammad Kamal Zubair.

“Alhamdulillah, untuk ke sekalian kali adek-adek dari FENS mampu menunjukkan prestasinya. Semoga ke depan dapat berkiprah ke  event yang luas dan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) IAIN Parepare,” ungkapnya.

Kegiatan yang diikuti beberapa perguruan tinggi seperti IAIN Ambon, IAI DDI Polman, IAIN Palopo, IAIN Bone, STIE Bongaya, UNHAS, UIN Alauddin Makassar. Selain TEMILREG, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Syariah Ekonomic Forum (SEF) yang dibuka langsung oleh  wakil gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman di Baruga Angin Mammiri rumah jabatan wali kota Makassar, Senin (25/2).